Thursday, April 26, 2012

Umpatan

Ya, aku mau ngomong tentang umpatan. Aneh emang, tapi aku pingin ngomong tentang ini dulu, oke sayy?

Coba deh sebutin umpatan sebanyak-banyaknya!

Oke, pasti kalian udah dapet paling nggak lebih dari 10 ya nggak? nggak

Sebenernya umpatan tu apaan sih? Beneran aku masih nggak dong. Kalo menurutku sejauh ini umpatan itu kata-kata dengan arti tertentu yang dianggap tabu dan tidak boleh dikatakan dimana pun. Ya bukan? Aku tau kata-kataku mbulet kayak benang bundet tapi coba dong-dongin lah.

Kalo aku sendiri sih menurutku termasuk orang dengan penggunaan umpatan pasif. Maksudku, aku jarang mengumpat. Well, nggak bisa dibilang nggak pernah, aku pernah tapi nggak terlalu "nyeh" gitu. Paling pol-polnya aku cuma ngomong asem, sialan, dodol, sama bodo. Itu kan bukan termasuk umpatan stadium tinggi, jadi menurutku nggakpapa-nggakpapa aja. Yang menurutku termasuk stadium tinggi tu semacam-macam asu, lonte, bitch/son of a bitch, fuck/motherfucker, dsb. Nggak tau kenapa, aku nggak pernah merasa nyaman pake kata-kata umpatan stadium tinggi. Aneh aja rasanya, nggak 'PW'. Apalagi yang pake bahasa Inggris, terkesan sok tau artinya apa aja. Ya aku tau artinya apa, tapi tetep nggak enak.

Tapi gimana kalo aku bilang kata umpatan itu relatif. *Berasa Einstein~*

Maksudku relatif tu ya tergantung cara pake katanya itu. Yaaa, digunakan dalam konteks yang berbeda. Dengan digunakan di konteks yang positif, kata umpatan mungkin jadi terdengar lebih normal.

Asu: Bejo nduwe asu wernane ireng.
Lonte: Pasar kembang kuwi tempat mangkale lonte-lonte.
Bitch: My bitch has just given birth to 5 puppies

Ya, itu contoh-contoh penggunaan kata umpatan dalam konteks yang positif. Jadi, plis eh, aku bener-bener nggak enak rasanya denger orang ngomong umpatan, apalagi orang indonesia yang pake umpatan bahasa Inggris.

No comments:

Post a Comment